![]() |
DIMAS CHA KUDUS |
LEAVE ME ALONE (03 September 2013)dengan
judul :
Mencintai Tanpa Memiliki, Memang Bisa?’
Membuat saya tergerak untuk menulis postingan ini.
Dan inilah opini saya pribadi tentang Cinta yang
tidak harus memiliki itu. Bahwa :
Cinta bukan hanya tentang pikiran dan perasan.
Cinta tidak semata-mata harapan dan keinginan,
tetapi Cinta melatih kesabaran,
Sebab Cinta itu memberi, Cinta itu berkorban.
Cinta itu sendiri bisa tiba-tiba datang dan pergi
tanpa bisa dicegah atau dihindari. Ini yang namanya jatuh cinta.
Jatuh cinta tidak pernah memlilih apakah seseorang
itu sudah ada yang memiliki atau belum milik siapa-siapa.
Ini yang disebut cinta buta. Jadi cinta dapat menjangkiti
siapa saja tanpa pandang bulu atau memandang status seseorang.
Dan apabila ada 2 orang yang saling mencintai,
hendaklah cinta itu dirawat agar terus tumbuh
dan dijaga agar selalu mekar bersemi dihati.
Untuk selanjutnya dilegalkan dalam lembaga
perkawinan sebagai bentuk komitmen mereka dan
mempunyai tujuan yang jelas yaitu membentuk
sebuah keluarga yang penuh cinta kasih. Dimana mereka
harus saling menghargai, saling mengisi, untuk berjanji
saling mencintai sehidup semati. Dengan tujuan
supaya terjadi jalinan hubungan cinta yang
harmonis dan kebahagiaan bersama.
Tapi apabila salah satu melanggar komitmen
(baca:ketidak setiaan) dari salah satunya, bisa
dipastikan rasa cinta itu akan pelan-pelan menjadi
luntur ataupun berbalik menjadi kebencian.
Karena hilangnya kepercayaan dan rasa respek
terhadap orang yang (dulu) dicintainya.
Dan jangan salahkan siapa-siapa bila ada
cinta yang lain datang tanpa bisa dicegah.
Ungkapan bahwa ‘Cinta tidak harus memiliki’
mempunyai makna adanya sebuah penghianatan cinta
(baca:perselingkuhan). Mengapa mencintai
tapi tidak dapat memiliki? Itu artinya yang
dicintai sudah dimiliki atau milik orang lain.
Sehingga tidak dapat memiliki secara lahir dan bathin.
Menurut saya ‘Cinta sejati’ beda dengan cinta
yang tidak harus memiliki itu. Karena ‘Cinta sejati’
harus diperjuangkan dan harus dimiliki. Sementara ‘
Cinta yang tidak harus memiliki’ adalah nafsu atas nama cinta.
Dan menurut saya tidak ada itu yang namanya ‘
Cinta tapi tidak harus memiliki’ kecuali hanya
nafsu dan kesenangan saja. Kecuali apabila
‘Cinta yang tidak harus memiliki itu’
diperjuangkan dengan tujuan supaya
benar-benar saling memiliki. Karena
‘Cinta sejati’ itu adalah suci dan karunia dari Tuhan.
Jadi mengapa harus ada ‘Cinta yang tidak harus memiliki’?
Apa alasannya mengapa cinta itu tidak dapat dimiliki?
Bila memang cinta sejati sudah selayaknya
diperjuangkan agar dapat saling memiliki.
Tetapi bila tidak cinta itu hanya sebatas
kesenangan dan nafsu saja, tanpa berniat
memilikinya. Mengapa tidak mau
berkorban untuk cinta-nya. Karena mungkin
tidak benar-benar mencintai alias cinta palsu.
Jadi jangan terjebak oleh cinta palsu yang pasti
hanya akan menyakiti hati.
Mencintai Tanpa Memiliki, Memang Bisa?’
Membuat saya tergerak untuk menulis postingan ini.
Dan inilah opini saya pribadi tentang Cinta yang
tidak harus memiliki itu. Bahwa :
Cinta bukan hanya tentang pikiran dan perasan.
Cinta tidak semata-mata harapan dan keinginan,
tetapi Cinta melatih kesabaran,
Sebab Cinta itu memberi, Cinta itu berkorban.
Cinta itu sendiri bisa tiba-tiba datang dan pergi
tanpa bisa dicegah atau dihindari. Ini yang namanya jatuh cinta.
Jatuh cinta tidak pernah memlilih apakah seseorang
itu sudah ada yang memiliki atau belum milik siapa-siapa.
Ini yang disebut cinta buta. Jadi cinta dapat menjangkiti
siapa saja tanpa pandang bulu atau memandang status seseorang.
Dan apabila ada 2 orang yang saling mencintai,
hendaklah cinta itu dirawat agar terus tumbuh
dan dijaga agar selalu mekar bersemi dihati.
Untuk selanjutnya dilegalkan dalam lembaga
perkawinan sebagai bentuk komitmen mereka dan
mempunyai tujuan yang jelas yaitu membentuk
sebuah keluarga yang penuh cinta kasih. Dimana mereka
harus saling menghargai, saling mengisi, untuk berjanji
saling mencintai sehidup semati. Dengan tujuan
supaya terjadi jalinan hubungan cinta yang
harmonis dan kebahagiaan bersama.
Tapi apabila salah satu melanggar komitmen
(baca:ketidak setiaan) dari salah satunya, bisa
dipastikan rasa cinta itu akan pelan-pelan menjadi
luntur ataupun berbalik menjadi kebencian.
Karena hilangnya kepercayaan dan rasa respek
terhadap orang yang (dulu) dicintainya.
Dan jangan salahkan siapa-siapa bila ada
cinta yang lain datang tanpa bisa dicegah.
Ungkapan bahwa ‘Cinta tidak harus memiliki’
mempunyai makna adanya sebuah penghianatan cinta
(baca:perselingkuhan). Mengapa mencintai
tapi tidak dapat memiliki? Itu artinya yang
dicintai sudah dimiliki atau milik orang lain.
Sehingga tidak dapat memiliki secara lahir dan bathin.
Menurut saya ‘Cinta sejati’ beda dengan cinta
yang tidak harus memiliki itu. Karena ‘Cinta sejati’
harus diperjuangkan dan harus dimiliki. Sementara ‘
Cinta yang tidak harus memiliki’ adalah nafsu atas nama cinta.
Dan menurut saya tidak ada itu yang namanya ‘
Cinta tapi tidak harus memiliki’ kecuali hanya
nafsu dan kesenangan saja. Kecuali apabila
‘Cinta yang tidak harus memiliki itu’
diperjuangkan dengan tujuan supaya
benar-benar saling memiliki. Karena
‘Cinta sejati’ itu adalah suci dan karunia dari Tuhan.
Jadi mengapa harus ada ‘Cinta yang tidak harus memiliki’?
Apa alasannya mengapa cinta itu tidak dapat dimiliki?
Bila memang cinta sejati sudah selayaknya
diperjuangkan agar dapat saling memiliki.
Tetapi bila tidak cinta itu hanya sebatas
kesenangan dan nafsu saja, tanpa berniat
memilikinya. Mengapa tidak mau
berkorban untuk cinta-nya. Karena mungkin
tidak benar-benar mencintai alias cinta palsu.
Jadi jangan terjebak oleh cinta palsu yang pasti
hanya akan menyakiti hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar