Selasa, 19 Februari 2013

SEJARAH MUSEUM KRETEK KOTA KUDUS

KUDUS KRETEK

 
Museum kretek didirikan atas prakarsa dari Bapak SOEPARDJO RUSTAM, sewaktu beliau masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Prakarsa ini timbul sewaktu beliau berkunjung ke Kudus tahun 1980 dan melihat langsung potensi yang dimiliki oleh perusahaan rokok di Kudus sangat besar sekali. Potensi ini dilihat oleh Bapak SOEPARDJO, tidak saja dari segi penghasilan yang didapat oleh negara dari pita cukai rokok , tetapi dari segi tenaga kerja dan sumbangan sosial yang dikeluarkan perusahaan rokok sangat besar sekali bagi masyarakat Kudus dan sekitarnya. Disamping potensi yang dihasilkan, juga faktor historis yang tidak dapat lepas dari Kudus sendiri, yaitu tentang kelahiran rokok kretek, yang ditemukan oleh masyarakat Kudus asli. Pengusaha rokok pertama diawali oleh Bapak NITISEMITO tahun 1906, baru tahun 1908 perusahaan ini mendapat izin dari Pemerintah Hindia Belanda dengan merek Bola Tiga (Bal Tiga). Perkembangan perusahaan rokok sangat pesat sekali, hingga tahun 1989, perusahaan yang masih berproduksi ada 32 buah. Dan yang paling besar sekarang adalah PT. DJARUM Kudus, yang didirikan pada tahun 1951. kemudian PT NOJORONO didirikan pada tahun 1932 , disusul PR SUKUN yang didirikan pada tahun 1948 dan PR JAMBU BOL yang didirikan pada tahun 1937. Museum Kretek didirikan diatas tanah sumbangan Pemda Kudus seluas kurang lebih 4,5 Ha yang terletak didesa Getas Pejaten kecamatan Jati Kudus, biaya pembangunan ditanggung oleh PPRK (persatuan rokok kudus ). Status Museum Kretek adalah milik Pemda Kudus. Sedangkan untuk biaya operasional dibebankan kepada PPRK yang diketahui Bapak H. NAWAWI RUSYDI dari PR JAMBU BOL. Tujuan didirikannya Museum Kretek adalah:
  1. Untuk menyelamatkan benda-benda bersejarah, khususnya yang berhubungan dengan sejarah perkembangan rokok kretek.
  2. Untuk memupuk jiwa wiraswasta dikalangan generasi muda Kudus , agar semangat wiraswasta yang dimiliki oleh tokoh pendiri perusahaan rokok terdahulu, dapat mencambuk generasi muda kudus dan sekitarnya.
  3. Sebagai pusat informasi tentang sejarah perokokan di Kudus pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
  4. Sebagai sarana wisata, khususnya wisata ilmiah.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar